Thursday, May 26, 2011

Cerpen tentang Saham

(C) acultura.org
Anda membuka usaha warnet dengan modal 500 juta. Anda belikan komputer, aksesoris, dan furniture. Anda sewa lokasi di jantung kota yang paling strategis, juga akses internet terkencang. Anda pun menggaji beberapa orang penjaga dan teknisi berkualitas. Popularitas warnet Anda segera mencuat, dan di tahun pertama, usaha warnet Anda membukukan untung bersih 100 juta.


BUT, tiba-tiba Anda ingin meninggalkan usaha Warnet.
So, Anda bersiap menjual warnet Anda ke pemilik baru. Berapa harga yang akan Anda tawarkan?
1. ~500 juta. Sesuai modal yang dulu Anda investasikan, dikurangi penyusutan harga aset2 : komputer, furniture yang tidak baru lagi.
2. 1 milyar. Karena Anda yakin usaha Warnet ini akan terus membukukan keuntungan, bahkan berpotensi menambah jumlah pelanggan

Berdasarkan ilmu Company Valuation, Anda putuskan harga 1 milyar.
Para calon pembeli menghubungi Anda, namun hanya sanggup menawarkan harga jauh di bawah ekspektasi Anda.

Akhirnya, Anda putuskan untuk membagi kepemilikan perusahaan kepada 4 orang, masing-masing menyetor 250 juta kepada Anda. Anda tetap mendapat 1 Milyar, namun warnet Anda menjadi milik 4 orang, dan tiap orang dikatakan memiliki Saham sebesar 25%.

Pada akhir tahun, laba bersih warnet pun harus dibagi rata kepada keempat pemilik tersebut. Jika warnet mengalami kerugian, keempat pemilik juga harus turun tangan mengatasinya. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Naas, di tahun kelima warnet itu harus ditutup. Makin berjamurnya Net Game Center membuat warnet itu kehilangan banyak pelanggan. Belum lagi banyak komputer bermasalah, pegawai yang mundur, dan manajemen yang buruk, membuat warnet itu terus merugi. Setelah semua aset dijual, dan semua kewajiban dan hutang dibayarkan, ternyata masih kurang 100 juta. Akhirnya keempat pemilik warnet itu pun harus menutupi utang tersebut, masing2 menyetorkan 25jt, tanpa sepeser pun modal yang kembali.

Rugi? Tentu saja.
Apakah mereka akan menuntut pemilik sebelumnya, dengan dalih perusahaan bangkrut setelah dijual? Tentu tidak, karena perusahaan menjadi sepenuhnya tanggung jawab mereka setelah dijual.

---

Next problem : So, gimana dengan praktek jual-beli saham?
Klo liat prakteknya orang jual-beli saham cuma untuk dapet keuntungan dari fluktuasi harga saham itu sendiri, gw cuma pengen bilang :


POOR YOU, GET A LIFE DUDE!

3 comments:

  1. Nice post, especially the last sentence :)
    Ternyata sekarang nulis di Blogger, ya, Sar. How's life in Japan?

    ReplyDelete
  2. baik2 kang Jul, alhamdulillah.
    wah awalnya kecewa gara2 wordpress kurang "nyambung" ma social networking yg lain.
    eh ternyata belakangan udah launch, integrasi ma twitter n facebook. balik lagi ga ya :)

    ReplyDelete
  3. kita juga punya nih jurnal mengenai Saham silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6011/1/Dokumen%20Presentasi.pdf

    ReplyDelete