Tuesday, May 24, 2011

Siapa berani coba NUKLIR

Nuclear Hazard
© nuclear-power-guides.blogspot.com

Yang pasti bukan Indonesia. Terlalu banyak manipulasi dan adu kepentingan, terutama di ranah kebijakan energi. Belum lagi sulitnya meraih kepercayaan dari masyarakat, wong bencana lumpur aja kelabakan, ga jelas siapa yang tanggung jawab. Padahal nih, secara teknis kita punya BATAN yang udah dari tahun 1958 ngoprek nuklir, juga punya reaktor 2 MegaWatt di sebelah kampus ITB (nah loh).

Kenapa harus nuklir, why? Kan Indonesia kaya akan minyak, batubara, gas alam, belum lagi sumber daya terbarukannya mulai geotermal, solar, angin berlimpah ruah. So, let's just stay away from the hazardous nuclear energy. Alright? No!

Menurut saya, Indonesia punya alasan kuat untuk go nuklir :
Sooner or later, alternative energies will remain alternative, while uranium surpasses coal and gas for the main. We are not talking about years, but many many years ahead.
So, klo kita ga mulai secepatnya, (seperti biasa) kita bakal tertinggal jauh, baik secara teknologi, kita bakal bergantung banget sama negara lain yang udah jago n' berpengalaman, lalu mentalitas masyarakat juga, kita ga akan pernah siap menerima nuklir sampai suatu saat "terpaksa" dan tentunya akan menimbulkan konflik yang lebih hebat lagi.

Ambil contoh Brazil, negara yang 70% energinya bersumber dari air alias Hydroelectric. Dengan kekayaan alam dan hasil tambang yang juga berlimpah, nuklir bukanlah pilihan yang mendesak. Namun faktanya nih, sejak 1982 Brazil udah punya pembangkit nuklir 700MW, dan saat ini nuklir menyumbang 4% dari total energi Brazil. Alasannya? Simpel : Nuclear is the future, and Brazil now has the necessary capability to allow for a rapid and efficient expansion of nuclear power, at a lower cost.

2 comments:

  1. keknya pemerintah deh sar kuncinya, kalo pemerintah ga plin-plan langsung jadi noh PLTN dimana-mana, gmn bro?

    ReplyDelete
  2. iya setuju Ding, kita butuh pemimpin nu hade :)
    SDM mah insya Allah siap, saya juga siap dipanggil pulang

    ReplyDelete